Sejumlah Bahan Pokok Mengalami Kenaikan Tiga Persen

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Aktivitas perdagangan di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Foto: Lik

Sejumlah bahan makanan pokok mulai mengalami kenaikan. Seperti beras, telor, cabe, bawang putih mengalami kenaikan sebesar tiga persen.

Kenaikan tersebut disebabkan beberapa hal, mulai musim hujan yang terus terjadi hingga dampak virus Corona (Covid-19).

Mursi (50) salah satu pedagang beras di Pasar Johar Baru mengakui harga beras telah merangkak naik. Namun sampai saat ini belum terlihat ada warga yang berbondong-bondong memborong beras dalam jumlah banyak.

"Sudah mulai naik ini beras. Bahkan ada yang sampai tembus harganya Rp 13.500 perliter dari yang harganya Rp 13.000. Memang tidak besar tapi sudah mulai merangkak naik," terang Mursi saat diwawancarai, Kamis (5/3).

Hal yang sama dikemukakan Samosir (60) mengatakan, harga beras yang mengalami kenaikan adalah beras medium dan premium. Harga beras medium dimulai dengan harga Rp 8.000 - 9.500, sedangkan premium dimulai dari harga Rp 9.500 - 13.500.

"Naiknya sih tidak besar hanya tiga persen saja. Ada sebabnya seperti musim hujan yang tinggi sehingga pengiriman terbatas," jelasnya.

Masih di Pasar Johar Baru, Krist salah satu pedagang telor juga mengakui adanya kenaikan. Naiknya telor tersebut sudah satu Minggu yang lalu. Penyebab kenaikan mulai dari cuaca bahkan adanya virus corona.

"Pakan ternak ada yang dari cina itu naik harga telornya," singkatnya.

Harga telor ayam negeri yang sebelumnya dibandrol Rp 25.000 sudah naik menjadi Rp 27.000. Telor burung puyuh yang sebelumnya Rp 3.500 per 10 butir saat ini sudah merangkak menjadi Rp 4.000.

"Kalau ayam kampung masih tetap, Rp 2.500 perbutir dan telor bebek juga sama Rp 2.500 perbutir," terangnya.

Sementara itu, Purwanti (44) salah satu pembeli mengaku tidak mempermasalahkan adanya kenaikan. Menurutnya naik sembako masih dalam tahap kewajaran.

"Telor naik, cabe naik, bawang tadi naik tapi tidak besar," singkatnya.

Purwanti juga mengaku tidak panik terhadap adanya virus Corona sehingga harus membeli bahan sembako yang dalam jumlah besar. Menurutnya hal tersebut sangat tidak patut di contoh karena akan menciptakan kepanikan.

"Ngapain juga beli dalam jumlah banyak, kita mah beli sesuai kebutuhan saja. Biarin aja yang beli dalam jumlah besar tidak perlu di contoh itu sih," cetusnya. (As)

Kominfotik JP/Chr