Masjid Istiqlal Mulai Dibuka untuk Umum
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Masjid Istiqlal kembali dibuka untuk umum, termasuk untuk ibadah serta kegiatan keagamaan secara terbatas selama Ramadan 1442 Hijriah. Selama setahun ini Istiqlal ditutup karena pandemi virus Corona (Covid-19).
Pembukaan Istiqlal ini seiring izin pelaksanaan salat tarawih dan salat Idulfitri secara berjamaah di masjid dengan tetap mengacu protokol kesehatan yang ketat.
"Insya Allah, bulan suci Ramadan tahun ini Masjid Istiqlal mulai dibuka untuk melaksanakan salat taraweh, namun masih terbatas hanya 2.000 orang atau 30 persen dari ruang utama," kata Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar usai salat Jumat bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawesdan didampingi Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma, Jumat (9/4).
Lebih lanjut Nasaruddin Umar menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan beberapa kali simulasi. Mudah-mudahan Masjid Istiqlal bisa menjadi contoh bagi seluruh masjid di Indonesia, dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19.
"Masjid Istiqlal juga tidak melakukan acara buka puasa dan sahur bersama, yang ada hanya salat magrib, isyah, taraweh, dan witir. Pukul 20.00 Wib masjid kembali dikosongkan untuk disterilkan dengan melakukan penyemprotan di seluruh daerah masjid," jelasnya.
Menurutnya penggunaaan Masjid Istiqlal tetap berkoordinasi dengan pemerintah berkenaan dengan peraturan Covid-19.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Bawesdan menyambut baik, Masjid Istiqlal mulai dibuka secara bertahap dengan mentaati protokol kesehatan. Ini berlaku juga untuk masjid-masjid yang lain.
"Yang penting mentaati protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dan beribadah di masjid secara proforsonal artinya kegiatannya khusus ibadah saja. Aktivitas buka puasa dan sahur jangan dilakukan di masjid. Mengapa? Supaya selama berada di masjid tidak ada kebutuhan membuka masker," kata Anies.
Anies menambahkan, jika seluruhnya dipakai kapasitas Masjid Istiqlal 250.000 orang, dan ini hanya digunakan 2.000 orang, ini menandakan keseriusan untuk menjaga keselamatan.
Bagi masjid-masjid yang lain, Anies mengajurkan untuk digunakan bagi jemaah yang ada di sekitar lingkungan masjid itu sendiri, sehingga yang ada di dalam masjid hanya jemaah yang saling mengenal satu sama lainnya. Hal ini untuk pengendalian bila ditemukan kasus.
“Saya anjurkan masjid yang lain hanya digunakan oleh masyarakat di sekitar lingkungan masjid itu saja, tujuannya untuk pengendalian bila muncul kasus, kita mudah melakukan tracing," tandasnya. (As)
Kominfotik JP/Day