Ada Dua Poin Evaluasi Penutupan JPL 16 di Jalan Bungur Besar

Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo

Perlintasan yang ditutup dengan rel kereta api bekas, di Jalan Bungur Besar. Foto: Andreas Pamakayo

Pemerintah Kota (Pemkot) Admininstrasi Jakarta Pusat bersama PT Kereta Api Indonesia dan pihak terkait mengadakan evaluasi kedua terkait penutupan Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 16 yang ada di Jalan Bungur Besar secara virtual.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setko Administrasi Jakarta Pusat Bakwan Ferizan Ginting menjelaskan, dalam evaluasi ini ada dua poin yang dibahas yaitu, jalur mobil pemadam kebakaran dan pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

"Posko Damkar kita yang ada di Jalan Bungur kalau ingin melintas ke arah Kemayoran harus melintasi rel ini. Kita sudah diskusikan dengan direktorat, nanti rapat selanjutnya akan kita undang Damkar dan kita akan telusuri lagi bagaimana solusinya," jelasnya, di Ruang Saber Pungli, Lantai 2, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Rabu (16/2).

Poin kedua, Lanjut Ginting, pembangunan JPO yang fungsinya untuk memudahkan warga dalam beraktivitas melintasi rel. Namun, ia meminta desain perencanaan JPO ini dikomunikasikan dengan Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

"Harus dikomunikasikan agar tidak dibangun begitu saja yang nantinya malah tidak sesuai dengan estetika kota," paparnya.

Bakwan Ferizan Ginting mengungkapkan, Pemkot Administrasi Jakarta Pusat menginginkan bukan hanya sekedar pembangunan JPO saja tetapi juga penataan kawasan tersebut.

"Tidak hanya pembangunan JPO saja tetapi kita maunya kawasan ini menjadi satu kesatuan yang ditata rapi," ungkapnya.

"Mudah-mudahan ini lancar semua, kita minta dukungan semua bagaimana pun ini perlunya kita bicarakan bersama supaya dampaknya bisa minimal," tutupnya.