Asekbang: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Harus Lebih Ditingkatkan Lagi

Reporter: H. A. Daelani | Editor: Andreas Pamakayo

Pembinaan dan evaluasi pengelolaan sampah implementasi Pergub 77 Tahun 2020. Foto Malik Maulana

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Setko Administrasi Jakarta Pusat Bakwan Ferizan Ginting mengatakan, pengelolaan sampah ini bukan hanya tugas pemerintah karena mempunyai keterbatasan di dalam mengelola secara keseluruhan persampahan yang diproduksi oleh warga masyarakat.

"Produksi sampah di wilayah Jakarta Pusat perharinya mencapai 1.000 ton yang dibuang ke Bantargebang. Nah ini kita harus bisa mengurangi jumlah sampah mulai dari sumbernya," ujarnya saat membuka pembinaan dan evaluasi pengelolaan sampah implementasi Pergub 77 Tahun 2020, di Ruang Serbaguna Utama, Kecamatan Mentang, Jakarta Pusat, Selasa (6/9).

Bakwan Ferizan Ginting mengungkapkan bahwa target pemilahan sampah dari sumbernya di wilayah Jakarta Pusat totalnya ada 85.418 rumah dari 50 persen RW percontohan. Dari 85.418 rumah pemilah sampah baru 13,57 persen atau 11.593 rumah yang sudah melakukan pemilahan sampah.

"Sampai saat ini pengelolaan sampah di wilayah Jakarta Pusat sudah mampu memproduksi 24,4 persen. Sebenarnya ini sudah baik namun angka ini bukan menjadi patokan di dalam melakukan kehidupan yang sehat di masyarakat," katanya.

"Untuk itu saya harapkan masyarakat supaya lebih meningkatkan lagi dalam pengelolaan sampah dari sumbernya sehingga sampah tersebut tidak lagi menjadi masalah buat kita," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu narasumber pengelolaan sampah implementasi Pergub 77 tahun 2022 dari Sudin Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Pusat Wasis Gunawan menambahkan, para ketua Bidang Pengelolaan Sampah (BPS) RW dan Pendamping RW diminta supaya agar terus menyampaikan implementasi Pergub 77 Tahun 2020 tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat.

"Kalau kita bisa mengelola sampah dengan baik ini dapat menambah nilai ekonomi di keluarga, misalnya saja sampah anorganik seperti botol atau kaleng minuman, kardus dan lainnya sebagainya bisa kita jual. Sedangkan sampah organik bisa dijadikan kompos untuk pupuk tanaman," jelasnya.