Evaluasi Kasus DBD, Pemkot Jakpus Tingkatkan Kinerja Jumantik dan PSN
Reporter: Nelly Marlianti | Editor: Andreas Pamakayo
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat (Jakpus) tengah meningkatkan kinerja juru pemantau jentik (Jumantik) dan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Hal ini diungkapkan Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Setko Jakarta Pusat M Fahmi, di Ruang Rapat Wakil Walikota, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Kamis (9/6).
Fahmi mengatakan, saat ini data akumulasi penderita DBD di wilayah Jakpus mencapai 359 kasus. Kasus ini masih lebih kecil di banding wilayah lainnya di DKI Jakarta. Namun, ia menegaskan, akan mengintensifkan kinerja Jumantik termasuk Jumantik Mandiri dan kegiatan PSN.
Fahmi mengatakan, persoalan DBD ini bukan hanya persoalan puskesmas, maupun lurah dan camat. Namun, persoalan bersama termasuk masyarakat.
“Semua kader Jumantik, Jumantik Mandiri, semua sektor bergerak bekerja sama melakukan PSN,” ungkapnya.
Fahmi menambahkan, PSN sesuai aturannya dilakukan sekali seminggu setiap Jumat. Namun, untuk mencegah DBD seharusnya diaktifkan kembali Jumantik Mandiri yang ada di rumah maupun sekolah. Sebab dengan adanya Jumantik Mandiri, PSN dapat dilakukan kapanpun.
“Gagasan Jumantik Mandiri ini gerakan semesta, karena bisa bergerak kapan saja, anytime di rumah, anytime di sekolah,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kasudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Erizon Safari menambahkan, saat ini jumlah kasus DBD kumulatif tertinggi ada di Kecamatan Kemayoran, namun karena Kecamatan Cempaka Putih penduduknya sedikit, Kecamatan Cempaka Putih menjadi kawasan dengan Incidance Rate (IR) DBD tertinggi.
Erizon juga menjelaskan, dari tren data kasus DBD, ada potensi peningkatan kasus DBD. Sehingga diperlukan optimalisasi PSN di masyarakat.
“PSN ini pasti lebih baik karena untuk mencegah, Sementara fogging untuk memutus mata rantainya membunuh vektornya. Untuk mencegahnya dengan PSN,” terangnya.
Terkait ketersediaan rumah sakit bagi warga yang terkena DBD saat ini, menurutnya, belum ada peningkatan kasus secara signifikan. Sehingga ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih aman.