Hadiri Dialog Publik Kurikulum Merdeka, Sekko: Jadikan Pendidikan di Jakarta Lebih Bagus Lagi

Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo

Sekretaris Kota (Sekko) Administrasi Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin menghadiri, Dialog Publik Penggerak Kurikulum Merdeka dan pelantikan PAC Pergunu. Foto: Maulana

Sekretaris Kota (Sekko) Administrasi Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin menghadiri, Dialog Publik Penggerak Kurikulum Merdeka dan Pelantikan Pimpinan Anak Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PAC Pergunu) se-Jakarta Pusat Tahun 2022-2027, di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Selasa (29/3).

Iqbal mengapresiasi dialog publik ini karena dapat menyamakan pemahaman antara civitas akademika baik tenaga pendidik, peserta didik, dan penyelengara pendidikan.

"Insya Allah dengan dialog ini akan ada diskusi interaktif yang mampu mensosialisasikan, memberikan pemahaman, dan komitmen untuk sama-sama membuat kualitas pendidikan di DKI Jakarta lebih bagus lagi," ucapnya yang didampingi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Kota Administrasi Jakarta Pusat Haikal Shodri.

Iqbal mengungkapkan Kurikulum Merdeka ini dapat membuat peserta didik dan tenaga pendidik lebih mengekplorasi dan berkreasi dalam melaksanakan pendidikan.

"Dengan kurikulum ini diharapkan otak kiri dan otak kanan benar-benar tereksplor secara maksimal sehingga apa yang di cita-citakan menjadikan generasi muda yang potensial dapat  tercapai," ungkapnya.

"Saya juga berharap pelantikan PAC Pergunu se-Jakarta Pusat dapat meneruskan cita-cita Pergunu untuk berkolaborasi dengan insan pendidikan di DKI Jakarta ataupun Indonesia sehingga menciptakan dunia pendidikan yang lebih baik lagi," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pergunu DKI Jakarta Lutfi Hakim Wahid berharap dengan pelantikan ini para pengurus PAC Pergunu Jakarta Pusat dapat berkolaborasi dengan PC, PW, dan Pusat. Serta mampu merealisasikan program-program merdeka belajar yang sudah digaungkan oleh Kemendikbud.

"Guru NU adalah kunci utama dalam menghadang paham-paham radikalisme dan intoleran. Ke depan para guru ini menjadi gawang terdepan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga kedaulatan RI, dan memahami tentang Islam Ahlu Sunnah Waljamaah an Nahdliyah dan bisa disebarkan sebagai perdamaian untuk negara dan bangsa," tutupnya.