Perbaikan Saluran dan Jalan Banyak Diusulkan di Musrenbang Kelurahan Gunung Sahari Selatan

Reporter: H. A. Daelani | Editor: Andreas Pamakayo

Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Tingkat Kelurahan Gunung Sahari Selatan (GSS), Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Foto: Malik Maulana

Perbaikan saluran drainase (saluran mikro sampai dengan penghubung), perbaikan jalan lokal, dan lingkungan/orang, peningkatan pencahayaan kota pada jalan lokal serta aset jalan lingkungan yang biasa disebut "Jalan MHT" menjadi program yang paling banyak diusulkan oleh warga pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Tingkat Kelurahan Gunung Sahari Selatan (GSS), Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Usulan kegiatan yang paling banyak mengenai penguras dan perbaikan saluran, perbaikan jalan lokal dan Jalan MHT, serta penerangan lampu jalan," kata Lurah Gunung Sahari Selatan Dewi Rozana didampingi Camat Kemayoran, Asep Mulyaman dan Dewan Kota Administrasi Jakarta Pusat Nasirman Chaniago saat memberikan laporan Musrenbang di Aula Kantor Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Senin (31/1).

Dewi menuturkan, ada 170 usulan kegiatan yang dibahas dalam Musrenbang tersebut dan ini merupakan hasil dari Rembuk RW yang meliputi kegiatan fisik 113 usulan, kegiatan barang 50 usulan, dan kegiatan non fisik tujuh usulan dengan total perkiraan anggaran sebesar Rp 24.026.836.855.

"Rincian usulan tersebut di antaranya, ke Kelurahan Gunung Sahari Selatan 50 kegiatan, kepada Sudin Sumber Daya Air (SDA) 43 kegiatan, Sudin Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 32 kegiatan, Sudin Bina Marga 32 kegiatan, Sudin Perhubungan delapan kegiatan, Sudin Tenaga Kerja. Transmigrasi, dan Energi  dan Pusat Pelatihan Kerja Daerah masing-masing satu kegiatan," jelas Dewi.

Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan, banyaknya usulan fisik oleh warga karena mayoritas permasalahan yang dihadapi dari sektor fisik.  Dari lima kelurahan yang dikunjungi rata-rata dominannya pada kegiatan fisik, padahal ada kegiatan non fisik yang sebetulnya bisa diambil dari aplikasi Carik Jakarta.

"Jika hasil pendataan keluarga kita tarik per-RW, nanti akan ada trend atau tema yang bisa diangkat sebagai isu di tingkat RW dan ini yang harus diintervensi," katanya.

Dhany berharap, mudah-mudahan ke depannya pada akan lebih melihat aspek dari hasil pendataan, trend data yang ada dilingkup RW. Sehingga permasalahan bisa diintervensi tidak hanya pada kegiatan fisik tapi juga pada kegiatan non fisik di samping pengadaan barang dan jasa.

"Saya berharap Musrenbang ini bisa dieksekusi sesuai usulan, dan secara subtansi akan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat karena berangkatnya dari hasil pembahasan forum Rembuk RW," jelasnya.