PPSU Kelurahan Galur Olah Sampah Kulit Bawang Putih Jadi Pupuk Tanaman
Reporter: Andreas Pamakayo | Editor: Andreas Pamakayo
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) setiap hari, pagi hingga malam berkerja dengan membersihkan wilayah DKI Jakarta.
Bagi warga Jakarta, kehadiran PPSU mungkin menjadi pemandangan akrab, berkat seragam khas berwarna oranye. Smart citizen barangkali juga sudah pernah atau bahkan sering melihat aksi ulet para petugas PPSU yang tidak kenal lelah menjaga serta merawat sarana dan prasarana umum di kota ini. Tak hanya itu, ketrampilan dan kreativitasnya banyak ditemui di setiap PPSU.
Salah satunya, ditunjukan oleh PPSU Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat. Dengan berhasil mengolah sampah kulit bawang putih menjadi pupuk tanaman. Proses pengolahan tersebut dilakukan di bank sampah kantor Kelurahan Galur.
Di sela rutinitasnya PPSU Kelurahan Galur aktif menjalankan aktivitas bank sampah.
Lurah Galur Atik Kusmiati mengatakan, sampah yang dikumpulkan dari hasil menyapu jalan, berupa sampah non organik seperti botol plastik dan sampah organik seperti daun, buah busuk, hingga kulit bawang putih.
"Lokasi kantor kelurahan yang berdekatan dengan Pasar Gembrong sangat memudahkan para petugas PPSU mendapatkan sampah organik seperti sisa buah-buahan, daun kering, maupun sayur mayur di mana salah satunya ada kulit bawang putih," katanya saat dikonfirmasi, Senin (10/1).
Dari hasil pengumpulan sampah tersebut, lanjutnya, petugas PPSU bisa mendapatkan tiga hingga empat karung kulit bawang putih atau sebanyak lima kilogram.
Atik mengungkapkan, sebelumnya para petugas PPSU ini sudah mendapatkan pelatihan bagaimana cara mengolah kulit bawang putih menjadi pupuk tanaman.
"Untuk itu, para PPSU berinisiatif mengolah limbah sampah tersebut untuk dijadikan pupuk tanaman. Dengan demikian kegiatan mereka juga sekaligus membantu mengurangi sampah organik yang diangkut oleh Sudin LH Jakarta Pusat," jelasnya.
"Tentu saya sangat mendukung kegiatan positif oleh para petugas PPSU ini," imbuh Atik.
Sementara itu, Razali (35), salah satu petugas PPSU Kelurahan Galur yang biasa mengolah kulit bawang putih menjadi pupuk tanaman menuturkan, kegiatan tersebut mulai dilakukan sejak tahun 2019 dan semakin aktif saat pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun terakhir ini.
Razali juga menjelaskan, untuk bisa menjadi pupuk tanaman, ia dan kawan-kawannya harus mengumpulkan kulit bawang putih dan menunggu dua sampai tiga bulan. Setelah itu baru bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman.
"Kami melakukannya tanpa bahan kimia, jadi prosesnya cukup lama mulai dari pencucian, penjemuran, lalu dilakukan fermentasi. Kulit bawang putih juga kita pisahkan dari batangnya lalu kita giling agar menjadi serpihan," ungkapnya.
Dia mengaku dalam waktu tiga bulan, ia bersama kawan-kawannya bisa menghasilkan hingga lima kilogram pupuk tanaman yang berasal dari kulit bawang putih.
"Pupuk kami gunakan untuk tanaman yang ada di kantor kelurahan dan vertikan garden. Kami juga membagikannya ke warga yang membutuhkan untuk menyuburkan tanaman di perkarangan rumahnya," pungkasnya.