Rembuk RW di Kelurahan Kebon Kosong Didominasi Usulan Fisik

Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo

Rembuk RW di Kelurahan Kebon Kosong secara daring. Foto: pusat.jakarta.go.id

Rembuk RW adalah fase paling awal dari rangkaian perencanaan partisipatif. Tahap berikutnya adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten administrasi, provinsi, dan terakhir nasional.

Seluruh tahapan tersebut akan dilalui untuk mendapatkan rencana Anggaran dan Pendapat Belanja Daerah dan Nasional (APBD/APBN) pada tahun berikutnya.

Mengingat pada tahun ini masih pandemi seluruh tahapan tersebut berlangsung secara daring oleh masing-masing RW di wilayah Jakarta Pusat.

Seperti di Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat yang melangsungkannya di empat RW (RW 01, 02, 03, dan 04). 

Lurah Kebon Kosong Alfalast Susetyo Dewanto secara daring monitoring Rembuk RW tersebut.

Alfalast menjelaskan Rembuk RW pada tahun ini lebih banyak membahas ke fasilitas fisik di antaranya pengaspalan jalan dan saluran air.

"Pada saat rembuk di RW 02 usulan warga lebih ke fisik, seperti pengaspalan jalan yang diusulkan kembali," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (5/1).

Selain itu, lanjutnya, ada juga normalisasi Saluran air yang telah selesai pengerjaannya tetapi masih belum dilakukan penutupan. "Tahun ini akan kita ajukan untuk penutupan saluran," tambahnya.

Menurutnya ada beberapa saluran air dan jalan berada di dalam gang masuk kedalam lahan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) yang harus diperbaiki.

"Ada beberapa lokasi RT yang sebagian masuk lahan pengembangan PPKK. Saya telah menyarankan sesuai arahan Pak Wali Kota, agar diinventarisasi supaya diteruskan ke Musrenbang Tingkat Nasional. Karena lokasi pengembangan PPKK ini masuk kewenangan Setneg," jelasnya.