Wali Kota Targetkan Stunting di Jakarta Pusat Turun di Bawah 3 persen
Reporter: Maulana | Editor: Iman
Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) Dhany Sukma menargetkan, stunting di Jakpus kembali turun di bawah angka 3 persen. Hal ini sangat beralasan, meskipun target nasional dalam penurunan stunting di bawah 14 persen, Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakpus telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 3 persen pada tahun ini bahkan Jakpus berhasil mendapatkan penghargaan tiga besar dalam aksi intervensi stunting.
"Target nasional di bawah 14 persen, di kita ( Jakpus) harus turun dibawah 3 persen, target kita di bawah tiga persen, kita harus lebih baik dari (tahun) sebelumnya," ucapnya.
Dhany menjelaskan berbagai intervensi penurunan Stunting telah dilakukan mulai dari pemberian makan tambahan (PMT), pemantauan seribu hari kehidupan manusia, pemeriksaan kesehatan balita, intervensi kepada kelompok remaja dan kegiatan lainnya.
"Intervensi itu telah rutin teman-teman kesehatan beserta jajarannya lakukan, bahkan saat ini bukan hanya sekedar posyandu biasa tetapi posyandu holistik integrated (HI) yang mengkombinasikan aktivitas paud dengan tumbuh kembangnya,"tuturnya.
Meski mendapat penilaian tiga besar, lanjut Dhany, tujuan utama tetap pada penekanan penurunan angka stunting.
"Harapannya semua bisa bebas dari stunting,"harapnya.
Sementara itu Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Kota Administrasi Jakpus Rismasari mengaku, siap untuk mewujudkan target tersebut.
Menurutnya intervensi penurunan angka stunting telah dilakukan sejak masa remaja seperti pemberian tablet penambah darah dan human papillomavirus (HPV).
"Setelah dia menikah intervensinya lebih dalam lagi untuk mempersiapkan seribu hari kehamilannya. Bagaimana asupan gizinya, energi kroniknya, karena keadaan ibu hamil akan mempengaruhi janin yang akan dilahirkan,"ucapnya.
Rismasari menjelaskan stunting tidak bisa dilihat dari tinggi badan ataupun berat badannya saja tetapi ada faktor-faktor atau indikator lain yang menjadi acuan.
"Dokter anak akan memeriksa masa tulang, panjang tulang dan lainnya, jadi bukan karena gizi kurang lalu dibilangnya stunting. Perlu ada diagnosa atau berbagai pemeriksaan baru bisa ditentukan stunting atau tidak," tandasnya.