200 Pelajar Jakpus Ikuti Program Jaksa Masuk Sekolah

Reporter: Muhamad Aulia  | Editor: Andreas Pamakayo

Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di SMAN 35 Jakarta. Foto: Malik Maulana

Jaksa Masuk Sekolah (JMS) merupakan program Kejaksaan Agung RI dan jajaran korps Adhyaksa di seluruh wilayah Indonesia yang lahir berdasarkan Keputusan Jaksa Agung. 

Program tersebut merupakan upaya inovasi dan komitmen Kejaksaan RI dalam meningkatkan kesadaran hukum kepada warga negara khususnya masyarakat yang statusnya sebagai pelajar SD, SMP hingga SMA untuk memperkaya khasanah pengetahuan siswa terhadap hukum dan perundang-undangan serta menciptakan generasi baru taat hukum untuk tujuan kenali hukum jauhkan hukuman. 

Terkait program tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat berkolaborasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) melaksanakannya di SMAN 35, Jalan Mutiara RT 10/05 Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Senin (11/9). 

Pada kesempatan ini, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Reda Mantovani memberikan pemahaman terkait sosial media (sosmed) kepada pelajar di wilayah Jakarta Pusat. 

"Ada 22 sekolah tingkat SMA/SMK berjumlah 200 pelajar dari wilayah JP 1 dan 2 yang hadir di SMAN 35 Jakarta Pusat dalam sosialisasi program JMS dengan mengangkat tema Di Balik Sosmed antara Berkah dan Musibah," jelas Reda. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota (Wawali) Administrasi Jakarta Pusat Chaidir menambahkan, sosialisasi kali ini membidik anak-anak untuk bijak menggunakan media sosial karena di sosmed informasi disebarkan bisa secara cepat dan masif tanpa melihat batasan usia yang memiliki pengaruh besar bagi pola pikir masyarakat.

“Suatu informasi yang benar yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat tentunya akan menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat. Tapi informasi yang tidak benar begitu banyak menyebar akhirnya dikonsumsi juga oleh seluruh masyarakat yang menyebabkan media sosial menjadi pisau bermata dua yang sangat berdampak pada perkembangan generasi penerus," katanya. 

Menurut Chaidir, sosialisasi ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sosmed. Dalam sosialisasi ini anak-anak diedukasi untuk lebih kritis dalam menyaring informasi dan lebih bijak menggunakan sosmed.

Di tempat yang sama, Lulu Razita Griffin (16) siswa kelas XI SMAN 35 Jakarta Pusat menambahkan materi-materi yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut sangat bermanfaat baginya dalam memanfaatkan sosmed.

“Melalui sosialisasi ini saya jadi tahu cara bermedia sosial yang baik dan benar dan dampak-dampaknya. Kalau saya melihat ada dampak negatifnya contohnya, cyber bullying itu sangat berdampak buruk pada kesehatan mental kita,” tuturnya.

Menurut Lulu, sosialisasi ini membuatnya untuk lebih bijak dan berhati-hati menggunakan media sosial, agar media sosial bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Harapan saya sebagai pelajar yang menjadi generasi penerus lebih bijak lagi menggunakan media sosial krena dampaknya banyak. Gunakan media sosial kita kearah positif seperti mencari relasi,” tutupnya.