Ajarkan Seni Kriya Bagi Siswa Sekolah Luar Biasa
Reporter: Malik Maulana | Editor: Andreas Pamakayo
Seni kriya merupakan seni yang dihasilkan menggunakan tangan, melalui berbagai media seni. Karya seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa.
Istilah seni kriya berasal dari bahasa Sansekerta yakni, kata "krya" berarti mengerjakan. Kata tersebut kemudian berkembang menjadi karya, kriya, dan kerja.
Hari ini, Senin (13/3), Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Pusat menggelar Pelatihan Seni Rupa Kriya bagi para siswa-siswi sekolah luar biasa, di Gedung M. Mashabi, Kecamatan Tanah Abang.
Pengajar Seni Kriya Deniar Hendarsah mengatakan, hari ini mengajarkan siswa-siswi sekolah luar biasa tentang pelatihan mix media yaitu, membuat cup lampu, berbahan dasar kayu, dan kertas. Proses yang diajarkan memotong, mengelem, proses finishing mendempul, mengecat, melakukan pernis, memasang lampu, kabel, dan segala macam pelistrikan.
"Pada pelatihan ini ada enam produk yang akan diajarkan, setiap dua hari mengerjakan dua produk. Seperti, membuat gantungan kunci, tempat gawai, tempat pulpen. Kemudian mix media antara kertas dan kayu seperti cup lampu. Nantinya akan menjadi lampu tidur, lampu ruang tengah, serta lampu belajar, membuat bubur kertas, nantinya akan menjadi topeng dan boneka berbagai macam, dan terakhir bahan kain. Kain kita membuat boneka dark crown, kita membuat totebag dengan teknik taizai," katanya.
Menurutnya, pembelajaran keterampilan seperti ini harus terus digalakkan dan ditingkatkan untuk para difabel yang ternyata kemampuannya luar biasa, dan bisa bersaing dengan produk lainnya.
"Pelatihan Seni Rupa Kriya ini memberikan peluang kepada difabel, karena, persaingan kedepannya tidak mudah. Jadi, kesempatan untuk meningkatkan kemampuan itu mutlak diperlukan, serta dapat memancing semangat kreativitas membuat sesuatu, agar ide-ide mereka terus berkembang," jelasnya.
Sementara itu, Guru SMA SLB Negeri 3 Jakarta Deana Nurazizah mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan Seni Rupa Kriya. Terlebih para peserta didiknya antusias.
“Alhamdulilah siswa-siswi sangat antusias mengikuti pelatihan seni kriya selama 10 hari, tahun lalu juga ikut, jadi ini kegiatan di tahun ketiga. Materi yang diberikan juga baru, berbeda dari setiap tahunnya” ucap Deana.
Dia juga berharap, mudah-mudahan siswa-siswinya dapat mengembangkan keterampilan tersebut bukan hanya di sekolah tapi untuk bekal nanti setelah lulus sekolah.
"Semoga kedepannya dari pihak pemerintah ada wadah yang dapat menampung hasil karya para difabel agar bisa di export ke luar negeri," harapnya.
Untuk diketahui, kegiatan pelatihan ini diikuti 30 siswa-siswi dari tingkat SMA Luar Biasa Negeri 3 Jakarta, SMP Luar Biasa Negeri 3 Jakarta, SMA Dian Grahita, SMP Luar Biasa Harapan Ibu, dan SMP Luar Biasa Makna Bakti.