Ini Cara Atasi Mycoplasma Pneumonia Pada Anak

Reporter: Andreas Pamakayo | Editor: Andreas Pamakayo

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari. Foto: Zaki Ahmad Thohir

Peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan pada anak di China akibat infeksi bakteri mycoplasma pneumonia menyedot perhatian masyarakat. Kekhawatiran akan situasi pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul.

Pneumonia akibat bakteri mycoplasma sebenarnya bukanlah penyakit baru. Bakteri penyebab peradangan akut pada paru ini telah ditemukan dari lama, bahkan sejak periode 1930-an.

Namun belakangan, penyakit ini menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia. Sebab, bakteri mycoplasma pneumonia diduga telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di China Utara dan Eropa yang mayoritas menyerang anak-anak.

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari mengatakan, memang pneumonia sudah ada sejak dulu namun, itu bisa diatasi dengan cara pola hidup sehat dan bersih.

"Tingkatkan kembali pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan bagi bapak-bapak yang merokok jangan dekat dengan balita. Asap rokok itu bisa menempel di baju sehingga kalau kehirup balita bisa terkena pneumonia. Kalau bisa pakai masker lagi," kata Rismasari saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Jumat (8/12).

"Masyarakat kita minta rajin mencuci tangan dengan sabun dan air. Itu semua efektif untuk melindungi diri dari pneumonia," imbuhnya.

Pneumonia, lanjutnya, bukan hanya terjadi karena asap atau polusi tetapi bisa juga dari faktor perubahan cuaca yang bisa memungkinkan penurunan pada daya tahan tubuh anak.

Menurutnya, pneumonia terjadi banyak kepada anak-anak tetapi tidak mematikan. Kalau pun balita sampai meninggal pasti ada penyakit penyertanya.

"Saat ini belum ditemukan balita yang meninggal akibat pneumonia. Jika dari penelitian adanya kematian dengan sebab pneumonia antara 0,5 sampai 2 persen," jelas Rismasari.