Ketua TP PKK Buka Road Show IVA Test dan Sadanis

Reporter: Farandy Purba | Editor: Andreas Pamakayo

Ketua TP PKK Kota Administrasi Jakarta Pusat Ucu Jamilah membuka kegiatan road show IVA test. Foto: Maulana

Ketua TP PKK Kota Administrasi Jakarta Pusat Ucu Jamilah membuka kegiatan road show IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) test dan Sadanis (pemeriksaan payudara klinis) di Aula Kantor Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/2).

Dalam kesempatan tersebut, Ucu mengatakan, kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan reproduksi wanita ini merupakan kolaborasi antara PKK, Sudinkes, dan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang bertujuan untuk menjadikan kaum perempuan di Jakarta Pusat sehat secara lahir, dan batin.

"Tentunya kita bangga menjadi perempuan. karena kita ditakdirkan lebih dari laki-laki. Tetapi ingat, reproduksi perempuan itu juga sangat rentan, infonya bahwa kanker serviks Itu nomor 2 di dunia setelah kanker payudara," ujar Ucu.

Oleh karena itu, Ucu meminta kepada masyarakat yang belum pernah melakukan IVA test dan Sadanis untuk mengambil kesempatan ini sebagai bentuk pencegahan, dan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara.

"Saya mengimbau untuk seluruh warga Jakarta Pusat khususnya kader PKK, untuk menyadari dan memeriksakannya. Karena tidak ada tanda nih kanker, tahu-tahu bisa langsung stadium 4," lanjut Ucu.

Ia berharap kepada warga Jakarta Pusat untuk menyadari, dan mencegah kanker serviks dengan melakukan IVA test, sebagai upaya untuk menjadikan Jakarta Pusat bebas dari kanker servik.

Sementara itu, Kasudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari menjelaskan, pemeriksaan IVA test dan Sadanis ini memang disarankan bahkan diwajibkan kepada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual. 

"Jadi, bukan cuma kepada yang sudah menikah tetapi, yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, 70 persen dari penderita kanker ini datang sudah dengan stadium lanjut," kata Rismasari.

Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut melanjutkan pengobatan jika sudah terdeteksi, karena jika terlambat akan menjadi lebih sulit ditangani, dibandingkan dengan melakukan pengobatan dini.

"Tidak ada kata terlambat untuk berobat dan tetap semangat apabila ada yang sudah terdeteksi," pungkasnya.