Nonton Film Kun Ana Wa Anta, Ketua TP PKK: Pembelajaran Bagi Anak yang Sangat Menyenangkan

Reporter: Angga Rizkyanda | Editor: Andreas Pamakayo

Belajar melalui nonton film yang berjudul "Kun Ana Wa Anta" bersama siswa-siswi TK se-Jakarta Pusat. Foto: Zaki Ahmad Thohir

Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2023 yang jatuh pada tanggal 23 Juli mendatang, Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) Jakarta Pusat mengajak anak-anak belajar melalui film yang berjudul "Kun Ana Wa Anta".

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Administrasi Jakarta Pusat Ucu Jamilah didampingi Ketua II Bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK Kota Administrasi Jakarta Pusat Herlina Iqbal berkesempatan menyaksikan film tersebut bersama siswa-siswi TK se-Jakarta Pusat, di CGV Green Pramuka Square, Kecamatan Cempaka Putih, Rabu (14/6).

Ucu mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan melalui nonton bareng film Kun Ana Wa Anta.

“Filmnya keren dan ini momen yang pas untuk memperkenalkan kepada anak-anak sekaligus menjadi pembelajaran dengan cara yang menyenangkan,” ucapnya.

“Satu lagi, karena kita ini di Kurikulum Merdeka ada profil pelajar Pancasila yang didalamnya ada toleransi beragama dan peduli lingkungan, jadi sangat cocok sekali digabungkan dengan profil pelajar Pancasila,” tambahnya.

Ucu pun berharap, semua hal-hal yang baik dalam film ini bisa dipelajari anak-anak serta dapat mengisi memori dengan hal yang menyenangkan.

“Film ini harus ditonton khususnya anak-anak sekolah seperti anak TK, SD, atau SMP karena ini film yang sangat menarik. Filmnya itu Indonesia banget dan banyak hal keren lainnya seperti, mencintai alam, mencintai lingkungan, dan mencintai satwa,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua IGTK Jakarta Pusat Siti Rodiah menjelaskan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu mulai tanggal 13-14 Juni 2023 dengan memberikan kuota subsidi sebanyak 100 peserta di setiap Kecamatan yang ada di Jakarta Pusat.

“Prosesnya pertama kita informasikan ke pengurus kecamatan, lalu pengurus kecamatan memberitahu ke sekolah-sekolah dan itu kita tidak wajibkan. Tetapi kita berikan kuota 100 peserta untuk setiap kecamatan. Jadi seluruh Jakarta Pusat itu totalnya 800,” jelasnya.

“Antusiasnya lumayan hingga tembus ke 1.300 anak, jika bersama orang tua dan guru itu ada 1.500-an. Jadi ini bersubsidi dan mandiri dari masing-masing dan tidak ada paksaan,” ungkapnya.

Diah mengatakan, film Kun Ana Wa Anta dipilih karena cocok sekali dengan profil pelajar Pancasila yang di mana didalamnya memiliki dimensi-dimensi seperti gotong royong dan toleransi beragama.

“Jadi tidak dikhususkan walaupun terlihat judulnya Islam tetapi didalamnya ada berbagai agama di situ. Kemudian ada nilai-nilai peduli lingkungan dan peduli satwa. Jadi kita juga mengajarkan anak-anak untuk peduli serta mencintai satwa dan lingkungan,” ujarnya.

“Harapannya tentu karena tahun depan kurikulum merdeka akan diwajibkan pada seluruh sekolah khususnya di TK, kita akan mensisipkan satu demi satu pengenalan dari Kurikulum Merdeka dengan profil pelajar Pancasila dengan cara yang menyenangkan agar siswa siap,” tutupnya.