Pemkot Jakpus Lakukan Pembinaan Dua Sekolah di Wilayah Kecamatan Tanah Abang
Reporter: Danar Pusung | Editor: Andreas Pamakayo
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat kembali melanjutkan pembinaan kepada calon sekolah Adiwiyata yang kali ini di wilayah Kecamatan Tanah Abang.
Sekolah tersebut yaitu, SMPN 40 dan SMKN 19 yang berada di wilayah Kelurahan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.
Kepala Suku Bagian PKLH Kota Administrasi Jakarta Pusat Kristin mengatakan, untuk mendorong calon sekolah Adiwiyata maju ke tingkat nasional diperlukan tahapan yang di antaranya ialah perubahan perilaku.
“Jadi untuk maju ke tingkat nasional diperlukan perubahan perilaku, baik dari guru, petugas sekolah, dan siswa itu sendiri,” ucapnya di lokasi, Selasa (4/7).
Menurutnya, perilaku hidup bersih dan sehat ini memang lebih jitu atau lebih bisa diajarkan di sekolah daripada di rumah.
“Untuk menerapkan PHBS pada siswa, peran guru sangat penting karena mendidik anak di sekolah lebih bisa diterapkan daripada mendidik PHBS pada anak di rumah,” tutur Kristin.
Kristin juga berharap apa yang sudah dibina dan didukung baik dari kelurahan, kecamatan, dan tingkat kota harus dilanjutkan.
“Nantinya sekolah sendiri yang harus melanjutkan ini semua, jangan sampai semua sudah bagus tapi tidak dipelihara atau dibiarkan tidak dirawat,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Camat Tanah Abang Dwiarti Indriyani Utami menegaskan, pihaknya siap mendukung program ini.
“Kami dari kecamatan siap mendukung, apalagi dari calon sekolah Adiwiyata terbanyak mewakili Jakarta Pusat dari Kecamatan Tanah Abang,” kata Utami.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan strategi berupa inovasi yang harus diciptakan sekolah secara original dan yang menjadi pembeda dengan sekolah lainnya.
“Jadi perlu ada inovasi yang sekolah ciptakan untuk menambah poin dan menjadi pembeda dengan sekolah lainnya,” terang utami.
Di tempat yang sama, Anggota Formapel Kecamatan Tanah Abang Adrian menambah bahwa salah satu inovasi tersebut mungkin dengan adanya mitigasi bencana.
“Ada hal yang mungkin sekolah bisa jadikan ini sebuah inovasi, yaitu mitigasi bencana. Karena sepertinya belum ada yang menjadikan ini sebagai sebuah inovasi dan ini bisa dicoba,” tutupnya.