Wali Kota Jakpus Buka Pelaksanaan Bedah Rumah Pasien TB dan Duafa
Reporter: Andre | Editor: Andreas Pamakayo
Baznas Bazis Kota Administrasi Jakarta Pusat meluncurkan pelaksanaan bedah rumah pasien Tuberkulosis (TB) dan duafa, di Jalan Cempaka Putih Barat, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Minggu (24/3).
Peluncuran pelaksanaan bedah rumah tersebut sekaligus memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang dibuka langsung oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma.
Koordinator Baznas Bazis Kota Administrasi Jakarta Pusat Raja Zamzami dalam laporannya menjelaskan, ini merupakan program yang dicanangkan dalam memperbaiki tempat tinggal warga pasien TB dan duafa.
"Untuk Bedah Rumah Penderita TB di tahun 2024 Baznas Bazis Kota Administrasi Jakarta Pusat menargetkan sebanyak delapan rumah. Saat ini yang sudah dilakukan survei serta assessment sebanyak tiga rumah (di Kelurahan Cempaka Putih Barat, Tanah Tinggi, dan Kebon Sirih) yang akan dilaksankan pada bulan April 2024," jelasnya.
"Sementara terget bedah rumah Duafa pada tahun 2024 ialah 78 unit rumah, di mana ini ada kenaikan pada tahun sebelumya 2023 yang hanya 70 rumah. Untuk realisasi bedah rumah pada termin pertama kami targetkan 25 unit rumah yang waktu pelaksanaan Januari sampai dengan April 2024," imbuhnya.
Raja Zamzami mengharapkan dengan dilakukan bedah rumah pasien TB bisa berkurang dan tidak ada lagi. "Kami berharap dengan adanya program bedah rumah ini kebutuhan tempat tinggal masyarakat yang memenuhi standar kesehatan bisa terpenuhi. Program ini tidak akan berjalan tanpa dukungan dari bapak dan ibu khususnya para ASN yang disisihkan lewat Zakat Infak Sedekah (ZIS)," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma menambahkan, hari ini diingatkan kembali bahwa TB merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia dan ancaman serius.
"Hari ini kita mengingatkan sekaligus melakukan aksi nyata untuk melakukan langkah-langkah kongkrit dalam penanganan persoalan TB salah satunya dengan melakukan bedah rumah agar mendapatkan tempat hunian yang layak dan sehat," imbuhnya.
Menurutnya, ada empat faktor dalam menentukan derajat kesehatan yaitu, lingkungan sebesar 40 persen, perilaku sebesar 30 persen, 20 persennya baru faktor pelayanan kesehatan, dan 10 persennya genetika.
"Empat faktor ini harus kita intervensi secara kolaboratif dan salah satu yang terbesar ialah faktor lingkungan (fisik dan nonfisik) pasti akan mempengaruhi perilaku. Jika lingkungannya bagus insyaallah prilakunya bagus, dan derajat kesehatan juga akan semakin meningkat," terangnya.
Wali kota kembali mengingatkan, apa yang telah dicanangkan hari ini harus benar-benar bisa direalisasikan. “Melalui program 'Bedah Rumah', mereka akan segera merasakan apa yang selama ini mereka harap-harapkan yaitu rumah yang aman dan nyaman untuk ditinggali, dan harus bisa direalisasikan secara baik," harapnya.
Turut dihadiri dalam peluncuran bedah rumah, Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta Ahmad Abubakar, Asisten Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Pusat Reza Pahlevi, Kasudin Kesahataan Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari, para camat, perwakilan lurah, ketua RT, dan RW.